Search This Blog

Thursday, January 12, 2012

Kreativitas Guru dalam Pengembangan Pembelajaran PAI di RA


BAB I
PENDAHULUAN

Untuk memperjelas makna judul skripsi “Kreativitas Guru dalam Pengembangan Pembelajaran PAI di RA AL-HUDA dan untuk menghindari kesalahpahaman dan penafsiran yang kurang tepat, maka penulis jelaskan mengenai beberapa istilah yang tertera pada judul tersebut, sekaligus sebagai batasan yang akan digunakan dalam skripsi ini.
1.      Kreativitas
Secara etimologis, kreativitas berasal dari kata Creativity yang berarti mempunyai daya cipta, mempunyai kemampuan untuk mencipta. Dedi Supriadi mendefinisikan kreativitas dengan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang  baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata.
Sedangkan Utami Munandar mengartikan kreativitas sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Sementara itu, Guilford sebagaimana dikutip oleh Fuad Nashori dan Rahmi Diana Mucharam memaknai kreativitas dengan kemampuan berfikir divergent atau berfikir menjajaki bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan.
Kreativitas yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah kemampuan guru dalam membuat model baru atau melakukan kombinasi baru dalam pengembangan pembelajaran PAI, bukan murni baru dengan paradigma berfikir divergent.
Berfikir divergent adalah bentuk pemikiran yang terbuka, yang menjajaki macam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan atau masalah. Berfikir convergent sebaliknya berfokus pada tercapainya satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu masalah atau persoalan.
2.      Guru
Guru atau sering disebut dengan pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan.
Sebagai salah satu komponen yang sangat strategis dan banyak mengambil peran dalam proses pembelajaran di kelas, guru dituntut untuk kreatif dan mampu menjadi guru efektif. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh peserta didik dan guru dapat tercapai.
Guru yang dimaksud di sini adalah guru yang mendidik dan mengajar anak usia 4 – 5 tahun sampai memasuki pendidikan dasar yang berisi tentang ajaran Islam, sehingga terbentuk insan berkepribadian muslim.

3.      Pengembangan
Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan.[1] Pengembangan teori berarti merevisi teori yang ada, memahami teori yang lama dan membuat teori baru. Pengembangan pembelajaran berarti menyempurnakan dan memahami proses-proses pembelajaran yang ada agar sesuai dengan kebutuhan serta membuat model pembelajaran yang baru.
Jadi pengembangan dimaksud dalam skripsi ini adalah proses pengembangan pembelajaran PAI sehingga menghasilkan pendidikan yang efektif dan efisien.
4.      Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran mempunyai arti sebagai upaya membelajarkan peserta didik, sehingga memperoleh sesuatu dengan efektif dan efisien. Belajar dalam arti sebagai berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Pembelajaran dalam pengertian ini adalah sebagai proses pengubahan tingkah laku peserta didik yang dilakukan melalui proses belajar sehingga memperoleh sesuatu secara efisien dan efektif. Adapun proses pembelajaran itu menuntut kreativitas guru sebagai upaya untuk mengubah tingkah laku peserta didik.
5.      Pendidikan Agama Islam (PAI)
PAI adalah sebutan yang diberikan pada salah satu subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa muslim dalam menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu. Ia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum suatu sekolah sehingga merupakan alat untuk mencapai salah satu tujuan sekolah yang bersangkutan.
PAI dalam penelitian ini adalah sejumlah mata pelajaran yang meliputi materi keimanan (Aqidah Uluhiyah), materi akhlak, materi ibadah dan materi sejarah (shirah), sebagaimana yang tercantum di dalam kurikulum PAI yang digunakan oleh RA AL-HUDA Cikananga Kadipaten
6.      RA Al-huda cikananga
Berangkat dari sabda nabi yang berbunyi:
كل مولد يلد عل الفطره فابوه يهودنه وينصرنه ويمجسانه                  Artinya : setiap anak yang di lahirkan dalam keadaan suci maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia yahudi dia nasroni dia majusi,dengan hadist di atas menunjukan betapa pentingnya pendidikan khususnya agama di usia dini,karena orang tua di tuntut untuk menjaga/memelihara/melestarikan kesucian anak tersebut,sebagaimana abu Hamid Al-Ghajali berkata dalam kitab Ikhya ulumudin Nya anak itu bagaikan permata yang murni yang berotensi untuk di ukir menjadi apapun,ketika anak tersebut di beri pendidikan yang baik/agam maka akan baika pula anak tersebut.begitupun sebaliknya apabila anak itu jauh dari pendidikan/agam maka anak tersebut akan tumbuh menjadi anak yang jelek .  
ولد قابيه  (anak yang jelek)      
adapun hadist tersebut diatas dilihat dari segi nahwu  lapad كل مولد termasuk isim wajib ropa jadi mubtada sementara يلد  isim wajib ropa jadi hobara darai lapad. كل مولد dan seterusnya.ini hanya salah satu hadist yang menerangkan betapa pentingnya pendidikan/agama di berikan kepada anak usia dini.RA Al-Huda Cikananga adalah Taman Kanak-kanak (Raudhatul Atfal) yang bercirikan Islam di bawah naungan Lembaga Pendidikan Islam Al-Huda ,dan  di bawah Naungan Departemen Agama Islam,yang Berlokasi di Kp. Cikananga Ds. Kadipaten Kab. tasikmalaya
Dari penegasan istilah di atas, penulis dapat menjelaskan secara keseluruhan yang dikehendaki dari judul skripsi "Kreativitas Guru dalam Pengembangan Pembelajaran PAI di RA Al-Huda Cikananga Kadipaten" adalah suatu penelitian yang berusaha mengungkapkan tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh para guru RA dalam membuat model baru atau melakukan kombinasi baru dalam pengembangan pembelajaran PAI guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.


Untuk selanjutnya email ke mailkuagfa@gmail.com

No comments:

Post a Comment